LAPORAN STUDI WISATA YOGYAKARTA
Makalah
Diajukan untuk memenuhi tugas dalam
mengikuti ujian praktik bahasa Indonesia
tahun ajaran 2011/2012
Disusun
oleh:
Nama : ARIF X SANDHY
Kelas : XII IPA-3
NIS :
091010172
SMA NEGERI 1 KABUPATEN TANGERANG
KABUPATEN TANGERANG
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui
dan disahkan pada tanggal 2012
oleh:
Pembimbing,
Drs.
Rakhmat Rasyidi
NIP.
195304091979031005
Disetujui:
Kepala
SMA Negeri 1 Kabupaten Tangerang
Drs.Eeng suherman
NIP. 195610021982031003
i
KATA PENGANTAR
Saya memanjatkan puji syukur kepada
Tuhan Yang Mahaesa karena dengan rahmat-Nya, saya bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul Laporan Studi Wisata
Yogyakarta.
Penyusunan makalah ini ditujukan
untuk memenuhi tugas mata pelajaran bahasa Indonesia tahun ajaran 2011/2012.
Dalam makalah ini, saya akan menjelaskan tentang beberapa objek wisata yang
berada di kota Yogayakarta dan sekitarnya. Objek wisata yang akan saya jelaskan
diantaranya: Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Gua Jatijajar.
Dalam penyusunan makalah ini saya
mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1) Bapak Drs.Eeng Suherman, selaku
kepala SMA Negeri 1 Kabupaten Tangerang;
2)
Bapak Drs. Rakhmat Rasyidi, selaku pembimbing makalah;
3)
Bapak Pria Gunalaksana, dan Ibu Deviyani selaku kedua
orang tua yang telah memberikan banyak dukungan baik moral maupun material;
4) Teman-teman saya, Saudara Brahm setioesa dan Ilham Dwi Aldiano yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya
menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.
Saya
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan
tentang kebudayaan bangsa Indonesia.
Balaraja, Januari 2012
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
PENGESAHAN……………..………………………………………. i
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………. . ii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………….. iii
BAB
I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………… 1
1.2 Tujuan Penelitian………………………………………………......... 1
1.3 Pembatasan
Masalah…………………………………………........... 2
1.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………...……... 2
1.5 Sistematika Penulisan………………………………………...……... 3
BAB
II PEMBAHASAN…………………………………………………...……. 4
2.1 Candi Borobudur……………………………...….............................. 4
2.1.1 Sejarah Candi Borobudur…………………………..……….. 4
2.1.2 Lokasi
Candi Borobudur…………………………..………... 5
2.1.3 Deskripsi Bangunan Candi Borobudur…………..…………. 5
2.2 Candi Prambanan………………………..………............................... 8
2.2.1 Sejarah Candi Prambanan……………………..…………….. 8
2.2.2 Lokasi Candi Prambanan……………………..…………....... 9
2.2.3 Deskripsi Bangunan Candi Prambanan…………………....... 9
2.3 Keraton
Yogayakarta……………………………………………….. 13
2.3.1 Sejarah Keraton Yogayakarta……………………………….. 13
2.3.2 Lokasi Keraton Yogyakarta………………………………… 14
2.4 Goa Jatijajar………………………………………………………… 15
2.4.1 Sejarah Goa Jatijajar……………………………………........
15
2.4.2 Lokasi Goa Jatijajar…………………………………………. 16
2.4.3 Deskripsi Bangunan Goa Jatijajar…………………………...
16
BAB
III PENUTUP……………………………………………………………….. 18
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 18
3.2 Saran………………………………………………………………... 19
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………. 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
dikenal dengan keanekaragaman budayanya. Setiap daerah di Indonesia memiliki
kebudayaan daerahnya masing-masing. Salah satu kebudayaan Indonesia yang banyak menyisakan
peninggalan-peninggalan yang mengandung nilai sejarah yang dijadikan objek
wisata di Indonesia yang terkenal sampai ke mancanegara yaitu, objek wisata
yang berada di Yogyakarta. Yogyakarta banyak memiliki peninggalan-peninggalan
yang bisa dijadikan objek wisata seperti, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton
Yogyakarta, Goa Jatijajar, dan masih banyak lagi.
Dengan adanya objek wisata berupa
peninggalan sejarah tersebut, semoga bangsa Indonesia dapat memberikan banyak
keutungan, baik dari segi ekonomi maupun dari segi pendidikan. Khususnya dalam
bidang pendidikan, dengan mengunjungi objek wisata tersebut akan menambah
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang peninggalan sejarah bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, peninggalan sejarah tersebut perlu dilestarikan agar
tetap terjaga dengan baik untuk masa depan yang akan datang.
1.2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian makalah ini sebagai
berikut:
1.
untuk mengetahui sejarah dari Candi Borobudur, Candi
Prambanan, Gua Jatijajar dan, Keraton Yogyakarta ;
2.
untuk
mengetahui deskripsi bangunan dari Candi Borobudur, Candi Prambanan, Gua Jatijajar, dan Keraton Yogyakarta ;
3.
untuk
mengetahui lokasi dari Candi Borobudur, Candi Prambanan, Gua Jatijajar, dan Keraton Yogyakarta
1
2
1.3 Pembatasan
Masalah
Dalam melakukan penelitian saya
mengunjungi beberapa objek wisata yaitu:
1)
Universitas Gajah Mada;
2)
Keraton Yogyakarta;
3)
Malioboro;
4)
Candi Prambanan;
5)
Candi Borobudur; dan
6)
Gua Jatijajar
Pada
penyusunan makalah ini, saya akan membatasi pembahasan menjadi hanya empat
objek wisata yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta dan Gua
Jatijajar. Saya akan membahas dari segi sejarah, lokasi, dan deskripsi
bangunannya. Sedangkan untuk pembahasan di Keraton Yogyakarta, saya hanya akan
membahas dari sejarah dan lokasinya saja.
1.4 Teknik
Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data
yang saya perlukan dalam penulisan makalah yang saya buat ini, saya menggunakan
dua metode antara lain:
1)
Observasi
Saya mengunjungi dan mengamati
secara langsung objek wisata yaitu Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton
Yogayakarta dan Goa Jatijajar.
2)
Studi Literatur
Saya
memperoleh materi objek wisata melalui buku-buku sejarah yang berhubungan
dengan objek wisata tersebut atau melalui internet.
3
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini, saya
susun sebagai berikut.
Bab
I. Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, pembatasan
masalah, teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
Bab
II. Pembahasan, berisi pembahasan mengenai objek wisata Candi Borobudur, Candi
Prambanan, Keraton Yogyakarta dan Gua Jatijajar. Candi Borobudur, Candi
Prambanan dan Gua Jatijajar membahas tentang sejarah, lokasi dan deskripsi
bangunannya. Keraton Yogyakarta membahas tentang sejarah dan lokasi.
Bab
III. Penutup, berisi kesimpulan dan saran, serta bagian terakhir daftar
pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Candi Borobudur
Gambar 1. Candi Borobudur
Candi
Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang sampai saat ini
menjadi pusat perhatian masyarakat dunia baik dari segi kepariwisataan,
arkeologi, dan pengetahuan. Berikut
pembahasan tentang
sejarah, lokasi, dan deskripsi bangunan Candi Borobudur.
2.1.1
Sejarah Candi Borobudur
Borobudur merupakan sebuah candi yang
terletak di Magelang, Jawa Tengah. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam buku Candi Borobudur Sepanjang Masa, yang
menyatakan bahwa : “Candi Borobudur
terletak di desa Borobudur, kecamatan Borobudur, kabupaten Magelang,
Propinsi Jawa Tengah.”1
Banyak teori yang menjelaskan asal usul
nama Candi Borobudur. Salah satunya menyatakan bahwa asal usul nama ini
kemungkinan berasal dari kata sambharabhudhara, yang artinya “gunungan” dimana
pada lereng-lerengnya terdapat teras-teras. Secara etimologi Borobudur berasal
dari ucapan
1Madhori. Candi
Borobudur Sepanjang Masa (Jawa Tengah : PT. Taman Wisata Candi), hlm.
1.
|
4
5
“para Budha” yang karena pergeseran
bunyi menjadi Borobudur. Penjelasan lain menyatakan bahwa Borobudur berasal
dari kata “bara” dan “beduhur”. Kata bara berarti kompleks Candi atai Biara,
sedangkan beduhur berarti tinggi. Candi Borobudur dibangun oleh raja dari
Dinasti Syailendra pada tahun 824 M. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam
buku Candi Borobudur, Candi Pawon &
Candi Mendut yang menyatakan bahwa : “Candi Borobudur dibangun pada abad ke
– 8 Masehi. Adapun Dinasti yang
membangunnya adalah Dinasti Cailendra yang menganut agama Budha Mahayana.”2
Bangunan raksasa itu baru dapat
diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Waktu yang diperlukan untuk
pembuatannya diperkirakan setengah abad.
2.1.2
Lokasi Candi Borobudur
Candi Borobudur didirikan diatas sebuah
bukit pada ketinggian 265,4 m diatas pemukaan laut atau berada kurang lebih 15
m diatas daratan disekitarnya.
Candi Borobudur terletak di desa
Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah,
kurang lebih 41 km dari Yogyakarta, dan 80 km dari Kota Semarang, Ibu Kota Jawa
Tengah. Candi Borobudur juga dikelilingin oleh pegunungan Manoreh disisi
selatan, Gunung Merapi dan Gunung Merbabu disisi timur, serta Gunung Sumbing
dan Gunung Sindiro disisi barat laut. Di sebelah timur Candi Borobudur juga
terdapat sungai Proyo dan sungai Elo
2.1.3
Deskripsi Bangunan Candi Borobudur
Candi
Borobudur didirikan
pada sebuah bukit seluas 7,8 ha pada ketinggian 265,4 m diatas permukaan laut
atau berada kurang lebih 15 m diatas bukit disekitarnya. Untuk menyesuaikan
dengan profil candi yang akan dibangun, bukit diuruk dengan ketebalan
bervariasi antara 0,5 m – 8,5 m. Bentang (ukuran) candi yang diurug dari dinding
terluar adalah 121,7 m x
2 Aiaz Rajasa, Candi
Borobudur Pawon – Mendut (2007), hlm.10.
|
6
121,4 m dengan tinggi bangunan yang
masih tersisa 35,4 m dari tanah halaman.
Denah candi menyerupai bujur sangkar
dengan 36 sudut pada dinding teras 1, 2, dan 3 tersusun dari batu andesit denga
sistem dry masory (tanpa perekat) diperkirakan mencapai 55.000 m3
atau 2.000.000 blok batu. Untuk memperkuat konstruksi dipergunakan sambungan batu
tipe ekor burung ke arah horizontal, sedangkan untuk arah vertikal dengan
sistem getakan.
Pada masing-masing tingkat dan penjuru
mata angin terdapat pintu gerbang atau tangga. Pintu utama ada disebelah timur.
Bangunan candi Borobudur berbentuk limas berundak dan apabila dilihat dari atas
merupakan suatu bujur sangkar. Tidak ada ruangan dimana orang bisa masuk,
melainkan hanya bisa naik sampai terasnya.
Pada bagian puncak Candi Borobudur
terdapat stupa. Stupa merupakan tempat menguburkan jenazah Budha. Hal ini
sesuai dengan pernyataan dalam buku Ilmu
Pengetahuan Sosial Jilid 1 Kelas 1 SLTP, yang menyatakan bahwa : “Stupa
adalah tempat menguburkan jenazah Budha. Akan tetapi, bentuknya tidak seperti
stupa di India, melainkan berbentuk punden berundak, yaitu bangunan suci nenek
moyang Indonesia pada zaman megalitikum.”3
Secara keseluruhan bangunan Candi
Borobudur terdiri dari 10 tingkat atau lantai yang masing-masing tingkat
mempunyai maksud tersendiri. Candi Borobudur tersusun atas tiga bagian, yaitu
bagian bawah, tubuh, dan puncak. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam buku Candi Borobudur Sepanjang Masa, yang
menyatakan bahwa : ”Sebagai sebuah bangunan, Candi Borobudur dapat dibagi atas
tiga kaki atau bagian bawah, tubuh atau bagian pusat, dan puncak.”4
Pembagian menjadi tiga tersebut sesuai
dengan tiga lambang atau tingkat dalam susunan ajaran Budha yaitu, Kamadhatu,
Rupadhatu, dan Arupudhatu yang masing-masing mempunyai pengertian.
3 Karso., Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 1 Kelas SLTP (Bandung :
Angkasa,1995),hlm.42.
4 Madhori., Op. Cit., hlm.19.
|
7
1)
Khamadhatu
Sama dengan alam bawah atau dunia
hasrat. Dalam dunia ini manusia terikat pada hasrat dan bahkan dikuasai oleh
hasrat dan kemauan atau nafsu. Dalam dunia ini digambarkan pada relief yang
terdapat di kaki Candi asli dimana relief tersebut menggambarkan adegan dari
kitab Karma Wibangga yaitu naskah yang menggambarkan ajaran sebab akibat, serta
perbuatan yang baik dan jahat.
2)
Rupadhatu
Sama dengan dunia antara atau dunia
rupa, bentuk, atau wujud. Dalam dunia ini manusia telah meninggalkan segala
hasrat, nafsu tetapi masih terikat pada nama dan rupa, wujud, bentuk. Bagian
ini terdapat pada tingkat 1 – 5 yang berbentuk bujur sangkar.
3)
Arupadhatu
Sama dengan alam atas atau dunia tanpa
rupa, wujud, bentuk. Pada tingkat ini manusia telas bebas sama sekali dan telah
memutuskan untuk selama – lamanya segala ikatan kepada dunia fana. Pada tingkat
ini tidak ada rupa. Bagian ini terdapat pada teras bundar I, II, dan III
beserta stupa induknya.
Uraian
bangunan secara teknis dapat dirinci sebagai berikut :
Lebar dasar Candi Borobudur :
123 m x 123 m
Tinggi bangunan :
35,4 m (setelah restorasi)
Jumlah batu :
2.000.000 blok batu
Jumlah stupa : 1
stupa induk dan 72 stupa berterawang
Tinggi stupa induk : 7 m
Jumlah patung Budha :
504 buah
Tinggi patung Budha :
1,5 m
8
2.2 Candi
Prambanan
Gambar 2. Candi
Prambanan
Candi Prambanan merupakan salah satu
bangunan peningalan sejarah yang berada di Indonesia. Berikut adalah pembahasan
tentang sejarah, lokasi ,dan deskripsi bangunan dari Candi Prambanan.
2.2.1 Sejarah Candi Prambanan
Candi ini dinamakan Candi Prambanan
karena terletak di daerah Prambanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam
buku Kompleks Percandian Prambanan (Loro
Jonggrang) dan Candi – candi Sekitarnya, yang menyatakan bahwa : “Gugusan
Candi ini dinamakan Prambanan
karena terletak di daerah
Prambanan.”5
Nama Loro Jonggrang berkaitan dengan
legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis
jangkung putri Prabu Boko.
Candi ini dibangun pada masa Dinasti
Sanjaya pada abad ke IX. Hal ini sesuai dengan buku Kompleks Percandian Prambanan (Loro Jonggrang) dan Candi – candi Sekitarnya,
yang menyatakan bahwa : “Candi Prambanan adalah
kelompok percandian Hindu yang dibangun oleh raja – raja Dinasti
5 Kompleks
Percandian Prambanan, (Borobudur Prambanan dan Ratu Boko : unit Taman
Wisata Candi Prambanan), hlm.1.
|
9
Sanjaya pada abad IX.”6
Ditemukan tulisan nama Pikatan pada
candi ini menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang
kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka tahun
856 M.
Terjadinya perpindahan pusat kerajaan
Mataram ke Jawa Timur berakibat tidak terawatnya candi – candi didaerah ini
ditambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali meletusnya Gunung Merapi
menjadikan Candi Prambanan runtuh tinggal puing – puing batu yang berserakan.
2.2.2 Lokasi Candi Prambanan
Candi Loro Jonggrang yang sering disebut
Candi Prambanan terletak persis di perbatasan Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Propinsi Jawa Tengah, kurang lebih 17 km kearah timur dari kota
Yogyakarta atau kurang lebih 53 km sebelah barat Solo. Komplek percandian
Prambanan ini masuk kedalam 2 wilayah yakni komplek bagian barat masuk wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta dan bagian timur masuk kedalam wilayah Propinsi Jawa
Tengah.
2.2.3 Deskripsi Bangunan Candi Prambanan
Candi Prambanan terdiri atas tiga latar
yang masing – masing latar memiliki ukuran yang berbeda. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dalam buku Kompleks Percandian
Prambanan (Loro Jonggrang) dan Candi – candi Sekitarnya, yang menyatakan
bahwa, “Komplek percandian Prambanan terdiri atas tiga latar bawah, latar tengah, dan
latar atas (latar pusat) yang semakin kearah dalam makin tinggi letaknya.
Berturut – turut luasnya, latar bawah 390 m2, latar tengah 222 m2,
dan latar atas 110 m2.”7
6 Ibid
7 Ibid
|
10
Di dalam latar tengah terdapat
reruntuhan candi – candi Perwara.
Apabila
seluruhnya telah selesai dipugar maka akan ada 224 buah candi yang ukurannya
semua sama yaitu luas dasar 6 m2, dan tingginya 14 m. Latar pusat adalah
latar terpenting, diatasnya berdiri 16 buah candi besar dan kecil. Candi –
candi utama terdiri atas 2 deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu,
Candi Siwa, Candi Wisnu, dan Candi Brahma. Deret kedua yaitu, Candi Nandi,
Candi Angsa, dan Candi Garuda. Pada ujung – ujung lorong yang memisahkan kedua
deretan candi tersebut terdapat Candi Apit. Delapan candi lainnya lebih kecil.
Empat diantaranya Candi Kelir dan empat candi lainnya disebut Candi Sudut.
Secara keseluruhan terdiri atas 240 candi. Berikut adalah deskripsi bangunan
dari candi – candi utama tersebut.
1)
Candi
Siwa
Candi dngan luas dasar 34 m2
dan tinggi 47 m adalah candi terbesar dan terpenting. Di namakan Candi Siwa
karena didalamnya terdapat arca Siwa Mahadewa yang merupakan arca terbesar.
Bangunan ini dibagi atas tiga bagian secara vertikal kaki, tubuh, dan kepala
atau atap. Kaki candi menggambarkan “dunia bawah” tempat manusia yang masih
diliputi hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan “dunia tengah” tempat manusia
yang telah meninggalkan keduniawian. Kepala atau atap menggambarkan “dunia
atas” tempat para dewa. Gambar kosmos nampak pula dengan adanya arca dewa –
dewa dan makhluk – makhluk surgawi yang menggambarkan Gining Mahameru tempat
para dewa. Percaandian Prambanan merupakan replika gunung itu, terbukti dengan
adanya arca – arca dewa Lokapala yang terpahat pada kaki Candi Siwa. Empat
pintu masuk pada candi itu sesuai dengan keempat arah mata angin.
11
2) Candi
Brahma
Luas dasarnya 20 meter
persegi dan tingginya 37 meter. Di dalam satu – satunya ruangan berdirilah arca
Brahma berkepala empat dan bertangan empat. Salah satu tangannya memegang
tasbih dan yang satunya memegang “kamandalu” tempat air. Keempat
kitab suci Weda
masing – masing menghadap keempat arah mata angin. Sebagai pencipta ia membawa
air karena seluruh alam keluar dari air. Sedangkan, tasbih menggambarkan waktu.
3) Candi Wisnu
Bentuk, ukuran
relief dan hiasan dinding luarnya sama dengan candi Brahma. Di dalam satu –
satunya ruangan yang ada berdirilah arca Wisnu bertangan empat yang memegang
Gada, Cakram, Tiram. Pada dinding lankan sebelah dalam terpahat relief cerita
Kresna sebagai Avatar atau penjelmaan Wisnu dan Balarama (Baladewa) kakaknya.
4) Candi Nandi
Luas dasarnya 15
meter persegi dan tingginya 25 meter. Di dalam sati – satunya ruangan yang ada
terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merdeka dengan panjang kurang
lebih 2 meter. Di sudut belakangnya terdapat arca dewa Candra.
5) Candi Angsa
Candi ini
mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 meter persegi
dan tingginya 22 meter. Mungkin ruangan ini hanya dipakai untuk kandang angsa
hewan yang biasa dikendarai oleh Brahma.
12
6) Candi
Garuda
Bentuk ukuran
serta hiasan dindingnya sama dengan Candi Angsa. Di dalam satu – satunya
ruangan yang ada terdapat arca kecil yang berwujut seekor naga. Garuda adalah
kendaraan Wisnu.
7) Candi Apit
Luas dasarnya 6
meter persegi dengan tinggi 16 meter. Ruangannya kosong. Mungkin candi ini
dipergunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi – candi induk. Karena
keindahannya ia mungkin digunakan untuk menanamkan estetika dalam komplek
percandian Praambanan.
8) Candi Kelir
Luas dasarnya
1,55 meter persegi dengan tinggi 4,10 meter. Candi ini tidak mempunyai tangga
masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.
13
2.3 Keraton Yogyakarta
Gambar 3. Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta kini juga merupakan salah satu objek
wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks di Keraton tersebut digunakan
sebagai museum.
2.3.1 Sejarah Keraton
Yogyakarta
Keraton Yogyakarta dibangun pada tahun
1756 Masehi (beberapa bulan setelah Perjanjian Giyanti yang dilaksanakan pada
13 Februari 1755) atau tahun Jawa 1682 oleh Pangeran Mangkubumi Sukowati yang
memiliki gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I. Sebelum menempati Keraton
Yogyakarta yang ada saat ini, Sri Sultan Hamengku Buwono I atau Sri Sultan
Hamnegku Buwono Senopati Ingalogo Ngabdulrahman Sayidin Panotogomo Kalifatullah
tinggal di Ambar Ketawang Gamping, Sleman. Lima kilometer di sebelah barat Keraton
Yogyakarta.
Pada awalnya ada beberapa versi, Keraton
Yogyakarta adalah bekas pesanggrahan yang bernama Garjitawati. Fungsi
Pesanggrahan adalah tempat peristirahatan iringan – iringan jenazah raja – raja
Mataram yang akan dimakamkan di Makam Imogiri. Sedangkan versi lain menyebutkan
bahwa lokasi Keraton Yogyakarta adalah sebuah mata air yang bernama Umbul Pacethokan, terletak di tengah hutan
Beringin.
14
2.3.2 Lokasi Keraton
Yogyakarta
Bangunan kraton dengan
arsitektur Jawa yang agung dan elegan ini terletak di pusat kota Yogyakarta.
Bangunan ini didirikan oleh pangeran Mangkubumi, yang kemudian bergelar Sri
Sultan Hamengku buwono I, pada tahun 1775. Beliau yang memilih tempat sebagai
tempat untuk membangun bangunan tersebut, tepat di antara sungai winongo dan
sungai code, sebuah daerah yang berawa yang di keringkan.
Bangunan
kraton membentang dari utara ke selatan. Halaman depan kraton disebut alun-alun
utara dan halaman selatan disebut alun-alun selatan. Desain bangunan ini
menunjukkan bahwa keraton, tugu dan gunung merapi berada dalam satu garis poros
yang dipercaya sebagai hal yang keramat. Pada waktu lampau Sri Sultan biasa
bermidatasi di suatu tempat pada poros sebelum memimpin suatu pertemuan atau
memberi pemerintah kepada bawahannya.
15
2.4 Goa Jatijajar
Gambar 3. Goa Jatijajar
2.4.1 Sejarah Goa Jatijajar
Goa Jatijajar ditemukan oleh K.
Jayamenawi pada tahun 1802, diberi nama Jatijajar karena waktu ditemukan
dimuka pintu goa dahulu ada dua pohon jati yang sedang tumbuh sejajar.
Sebelum Goa Jatijajar dikembangkan menjadi objek wisata, Goa Jatijajar
dimanfaatkan untuk bersemedi, mandi, serta untuk mengambil air untuk
dibawa pulang.
Sungai atau sendang dibawah tanah di Goa Jatijajar yaitu sungai Pusar Bumi
dan Jombor yang tampaknya masih alami dan gelap, serta memiliki mitos dapat
digunakan untuk berbagai macam tujuan menurut kepercayaan masing-masing. Sungai
mawar mitosnya jika air digunakan untuk mandi atau sekedar mencuci muka, maka
bisa awet muda. Sungai kantil, jika airnya digunakan untuk mencuci muka maka
cita-citanya akan mudah tercapai.
Pada masa penjajahan Belanda, Goa Jatijajar digunakan
sebagai tempat rekreasi yang dibuktikan
dengan tulisan-tulisan nama pengunjung orang Belanda di dinding-dinding goa.
Sedangkan pada masa penjajahan Jepang, Goa Jatijajar digunakan untuk
pertambangan batu Fosfat.
16
2.4.2 Lokasi Goa Jatijajar
Lokasi wisata Goa Jatijajar terletak 21 Km sebelah barat
daya kecamatan Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Untuk menuju ke objek wisata ini
telah tersedia sarana dan prasarana transportasi, penginapan serta rumah makan
yang relative representatif.
2.4.3 Deskripsi bangunan Goa Jatijajar
Goa Jatijajar mempunyai
panjang dari pintu masuk ke pintu keluar
sepanjang 250 m. lebar rata-rata 15 m dan tinggi rata-rata 12 m. Sedangkan
ketebalan langit-langit rata-rata 10 m dan ketinggian permukaan laut 50 m.
Di dalam Goa Jatijajar terdapat
tujuh sungai atau sendang, tetapi yang dapat dicapai dengan mudah hanya empat
sungai yaitu :
1. Sungai
Puser Bumi ;
2. Sungai
Jombor ;
3. Sungai
Mawar ; dan
4. Sungai
Kantil.
Tiap-tiap sungai atau sendang
mempunyai mitos, yaitu untuk sungai Puser Bumi dan Jombor, konon airnya
mempunyai khasiat dapat digunakan untuk segala macam tujuan menurut kepercayaan
masing-masing. Sedangkan sungai Mawar, konon artinya jika untuk mandi atau cuci
muka, mempunyai khasiat awet muda.Kemudian sungai Kantil, jika airnya untuk
mandi atau cuci muka maka niatnya atau cita-citanya mudah tercapai. Pada saat
ini yang telah di bangun baru Sendang Mawar dan Sendang Kantil, sedangkan Sendang Puser Bumi dan Sendang Jombor masih
alami.
Di dalam Goa Jatijajar terdapat
stalagtit, stalagmit, dan juga pilar atau batang kapur, yaitu pertemuan antara
stalagtit dengan stalagmite. Oleh karena itu, Goa Jatijajar merupakan gua kapur
yang sudah tua sekali, maka di muka Goa Jatijajar telah di buat sebuah patung
binatang purba Dinosaurus sebagai simbol dari objek wisata Goa Jatijajar.
17
Sejak Goa Jatijajar di bangun,
di dalam Goa Jatijar telah ditambah dengan bangunan-bangunan seni, salah
satunya adalah pemasangan diorama yang berupa patung-patung. Diorama yang
dipasang di dalam Goa Jatijajar ada delapan diorama yang patung-patungnya ada
32 buah. Keseluruhannya mengisahkan cerita legenda dari “Raden Kamandaka-Lutung
Kasarung”.
Berikut
adalah data – data Goa Jatijajar :
a.
Letak
:
Desa Jatijajar, Kabupaten Kebumen
b. Jarak : 42 Km dari kota kebumen
c. Lokasi
: 5.5 Ha
d.
Keadaan
Tanah :
tanah kapur atau Kars
e.
Ketinggian :
50 m diatas permukaan laut
f. Panjang Goa : 250 m
g.
Lebar
rata-rata : 15 m
h.
Tinggi
rata-rata : 12 m
i.Kedalaman : 40 m
j.
Suhu
udara : 20 - 32 0C
k.
Kelembaban : 60 %
l.Jenis Batuan : batu kapur,
fosfat, cadas, dan batu kaisit
Beberapa faktor alam yang mengakibatkan terjadinya
goa – goa di daerah kapur di antaranya;
1) Karena adanya aliran sungai di bawah
tanah;
2) Karena tekanan endogen dari dalam bumi;
dan
3) Karena abrasi air laut (hal ini terjadi
khusus pada goa pantai).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Yogyakarta memiliki objek-objek wisata yang menarik untuk ditelusuri
dan juga memiliki
ciri khas dan daya tarik yang berbeda-beda.
Namun, semua kelebihan itu tidak luput dari kekurangan, meskipun semua
kekurangan tersebut mampu ditutupi oleh kelebihan yang dimiliki objek tersebut.
Candi Borobudur merupakan warisan budaya yang memiliki nilai
sejarah yang tinggi. Candi ini terletak di desa Borobudur, Kabupaten Magelang,
Provinsi Jawa Tengah. Candi ini terkenal karena arsitektur bangunannya yang
megah dan mencirikan agama Budha. Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 M.
Candi Prambanan merupakan candi Hindu
terbesar di Asia Tenggara, yang dibangun oleh Dinasti Sanjaya pada abad IX.
Candi Prambanan ini terletak di perbatasan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dan propinsi Jawa Tengah.
Keraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1756
Masehi (beberapa bulan setelah Perjanjian Giyanti yang dilaksanakan pada 13
Februari 1755) atau tahun Jawa 1682 oleh Pangeran Mangkubumi Sukowati yang
memiliki gelar Sri Sultan Hamengku Buwono I. Bangunan Kraton membentang dari
utara ke selatan. Halaman depan dari Kraton disebut alun-alun utara dan halaman
belakang disebut alun-alun selatan. Desain bangunan ini menunjukkan bahwa
Kraton, Tugu dan Gunung Merapi berada dalam satu garis/poros yang dipercaya
sebagai hal yang keramat.
Goa
Jatijajar ditemukan oleh K. Jayamenawi pada tahun 1802. Goa Jatijajar mempunyai panjang dari pintu masuk ke pintu keluar sepanjang
250 m. lebar rata-rata 15 m dan tinggi rata-rata 12 m. Sedangkan ketebalan langit-langit
rata-rata 10 m. Goa Jatijajar terletak di Kebumen, Jawa Tengah.
18
19
3.2
Saran
Berdasarkan
hasil kunjungan dan pengamatan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
beberapa objek wisata yang ada di wilayah Jawa Tengah seperti Candi Borobudur
dan Candi Prambanan masih perlu
dikembangkan dan dilestarikan, karena faktanya setelah gempa yang menimpa
wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, Candi – candi yang berada di wilayah
tersebut menjadi rusak. Oleh karena itu, sebaiknya proses perenovasian
segera dilakukan.
Candi
Borobudur walaupun keadaan bangunannya lebih terlihat kokoh dibandingkan
Prambanan, namun bila dilihat secara spesifik banyak sekali bagian bagian candi
yang tidak pada tempatnya, sebaiknya dilakukan perbaikan kembali terhadap candi – candi yang runtuh.
Keraton
Yogyakarta juga merupakan salah satu objek wisata yang menarik dan unik tetapi
tidak banyak kegiatan tradisional yang diperlihatkan didalam Keraton tersebut
sehingga menimbulkan kesan bosan, sebaiknya lebih diperlihatkan lagi mengenai
kegiatan -kegiatan dalam Keraton agar lebih menonjol, sehingga pengunjung lebih
mengerti dan paham tentang kegiatan yang ada didalam Keraton tersebut.
Sementara itu
Goa Jatijajar tidak terdapat kerusakan dan keruntuhan pada dinding dan sekitar
Goa. Akan tetapi, tingkat kebersihan dan keamanan di Goa Jatijajar
sangatlah kurang. Jadi, mohon untuk ditingkatkan kebersihan dan keamanan pada objek wisata tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Karso.1995. Ilmu
Pengetahuan Susial Jilid 1 Kelas 1 SLTP. Bandung : Angkasa.
Madhori. Candi
Borobudur Sepanjang Masa. Jawa Tengah: PT Taman Wisata Candi.
Rajasa,
Aiaz. 2007. Candi Borobudur Candi Pawon
& Candi Mendut. Percetakan Kupu.
Unit Taman
Wisata Candi Prambanan. Kompleks
Percandian Prambanan ( Loro Jonggrang) dan candi – candi sekitarnya. Tlogo
Prambanan: PT Taman Wisata Candi.
Candi Borobudur. Tlogo Prambanan: PT Taman Wisata Candi.
20